![]() |
Sejumlah remaja di Desa Getassrabi, Gebog, Kudus ngartun bareng di Pondok Al Manshur dan menunjukkan karyanya, Jumat (10/3/2017) malam.
|
Kudus, Koranpati.com
- Beberapa pemuda di Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah menginisiasi pembentukan sebuah komunitas kreatif Mereka menyebut diri
sebagai komunitas Kartunis Srabilor pada Sabtu (11/3/2017).
Nama Srabilor diambil
untuk mengabadikan tempat kelahiran, yaitu Dukuh Srabi Lor. Pembentukan
komunitas tersebut dilaksanakan sesaat setelah kegiatan "Ngartun Bareng
Arif Srabilor" di Pondok Al Manshur.
Pelatihan kartun yang
digagas pemuda desa itu menghadirkan kartunis muda dari Semarang Cartoon Club
(SECAC), Abdul Arif. Arif yang juga putra kelahiran Desa Getassrabi ikut
membidani kelahiran komunitas.
"Banyak peluang
yang bisa diambil dari kesenian kartun. Bahkan event pameran dan lomba tingkat
nasional maupun internasional selalu terbuka tiap bulan," kata Arif di
Kudus.
Arif melihat, anak
muda di desanya memiliki potensi yang sangat besar. Sejauh ini, kata dia,
kegiatan yang menampung kreativitas anak-anak muda masih minim.
"Jujur saja,
banyak waktu luang remaja yang terlewat sia-sia. Sejumlah anak bahkan putus
sekolah dan memilih bekerja. Semoga dengan adanya komunitas ini kreativitas
mereka bisa diwadahi," imbuh alumnus Pendidikan Matematika UIN Walisongo
itu.
Arif dan
rekan-rekannya memilih kesenian kartun karena lebih mudah dipelajari. Kartun,
kata dia, sudah familiar di kalangan remaja. Dengan demikian tidak sulit
mengajak para remaja untuk bergabung.
Selain itu, lanjut
Arif, kesenian kartun juga memiliki nilai ekonomis. Seni kartun bisa
diaplikasikan dalam berbagai media. Misalnya kaus lukis dan suvenir lainnya.
Karya kartun juga bisa dijual ke media massa nasional maupun internasional.
Arif berharap,
kegiatan ngartun bisa menjadi alternatif bagi remaja di desanya untuk
menghasilkan uang. Dia menyadari, mayoritas warga di kampungnya adalah buruh
pabrik rokok dan pekerja bangunan dengan penghasilan pas-pasan. Bahkan tak
sedikit anak yang putus sekolah.
"Ke depan kami
berharap bisa membuat banyak kegiatan untuk anak-anak muda. Seperti kegiatan
literasi dan lain sebagainya," katanya.
Koordinator pelatihan
Fatkhur Rochim mengatakan, setelah komunitas tersebut pihaknya akan
mengadendakan sejumlah kegiatan. Di antaranya kegiatan rutin ngartun bareng dan
aktif mengikuti pameran dan kontes internasional.
"Kami juga
mengagendakan safari kartun ke Kota Semarang, menyambangi SECAC untuk mengenal
lebih dekat tentang kartun," katanya. (KP9/Hms).
Post A Comment:
0 comments: