![]() |
Ilustrasi Majalah Kartini |
Oleh Ahmad Ihbal
Mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung
Ekonomi Islam telah mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan ini bisa
dilihat dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah dalam upaya
percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jenis lembaga keuangan seperti Bank
dan non Bank merupakan contoh lembaga keuangan syariah yang dianggap instrument
penting yang berperan untuk memajukan ekonomi serta menjadi lembaga yang
menjadi penunjang sekaligus mitra usaha kecil dan menengah (UKM).
Ekonomi Islam dianggap memiliki daya tarik tersendiri karena prinsip
etika, keadilan, keseteraaan serta sistem zakat dan waqaf yang terkandung
didalamnya. Hal ini juga yang menjadikan Bank Indonesia ikut serta mendukung
peran ekonomi Islam demi keberhasilan pertumbuhan berkelanjutan (Sustainable
Development) seperti yang dikatakan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo
dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 (14/10/2018).
Konsep pembangunan ekonomi sendiri muncul ketika the World Commision on
Environtment and Development (WCED) yang mana merupakan bagian
Persatauan Bangsa- Bangsa (PBB) pada tahun 1987 merilis laporan Brutland.
Dimulai tahun 1980-an masyarakat mulai merasa resah dan muncul kesadaran
terhadap lingkungan. Sehingga isu tentang lingkungan mulai diperhatikan dan
menjadi topik untuk dibahas. Perbaikan lingkungan yang merupakan salah satu
dampak dari pembangunan ekonomi memunculkan semangat untuk memperbaiki
lingkungan dengan mencari konsep baru untuk membangun ekonomi tanpa merusak
lingkungan sebagai dampak yang ditimbulkan. Islam adalah ajaran yang sempurna.
Sebagai ajaran yang sempurna Islam menawarkan solusi atas berbagai
permasalahan yang dihadapi manusia yang didasarkan pada nilai-nilai yang
terdapat dalam Al Qur’an dan Al Hadits termasuk didalamnya tentang masalah
ekonomi. Islam bukanlah ajaran yang menitik beratkan pada kehidupan akhirat
saja, Tetapi, sebuah ajaran yang mengajarkan keseimbangan dalam urusan dunia
dan akhirat. Sehingga dunia dan akhirat bisa dikatakan sebuah kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Islam mengandung konsep apa yang diterima di akhirat
merupakan akibat dari apa yang diperbuat didunia.
Afrizal dan Mubarok (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Islam dan Sustainable Development” menjelesakan
dalam upaya mencapai pembangunan ekonomi. Ajaran Islam menggunakan tiga konsep
penting yaitu konsep Tauhid, Khalifah
dan Adl. Dalam menjalankan segala
aktivitas.
Konsep Tauhid merupakan hal yang paling penting dari semua konsep yang
ada. Karena konsep ini merupakan implikasi bahwa semua yang ada di dunia ini
adalah milik Allah semata. Termasuk di dalamnya manusia. Semua memiliki tugas
dan tujuan masing masing dalam penciptaannya. Sudiarti (2016) menambahkan bahwa
konsep tauhid akan membawa manusia pada keyakinan untuk mengatakan
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah semata-mata demi
Allah, Tuhan seru sekalian alam”.
Selanjutnya adalah konsep Khalifah. Khalifah atau dalam bahasa
Indonesia disebut pengganti merupakan status dan perintah kepada manusia untuk
menjadi wakil Allah di muka bumi untuk merawat, memakmurkan serta menjaga bumi
dari kerusakan. Kemudian adalah konsep Adl.
Kata Adl atau adil dalam bahasa
indonesia adalah perinta adil kepada sesama makhluk ciptaan Allah. Perintah
adil sendiri dapat dilihat dalam Al Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 7 tentang harta
rampasan perang yang berbunyi “Apa-apa
(harta rampasan) yang diberikan Allah ada Rasul-Nya berasal dari penduduk
kota-kota adalah untuk Allah dan untuk Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu” Konsep
adil disini bisa kita sebut dengan konsep tazkiyah yang mana menjelakan tentang
adil tidak hanya pada sesama manusia namun juga kepada Allah dan alam sekitar.
Khursid Ahmad dalam Fadlan (2010) menjelaskan bahwa dari konsep ini sebenarnya
dapat ditarik konsep pembangunan ekonomi yang bertujuan falah atau sukses dunia
maupun akhirat.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo dalam diskusi
internasional yang bertema “Mainstreaming
Islamic Finance into Global Initiatives: Another Formidable Pillars In
Promoting SDGs. Yang juga membahas peran ekonomi dan keuangan syariah untuk
mencapai pertumbuhan berkelanjutan juga menyampaikan bahwa ekonomi islam juga
mempunyai prinsip khusus dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan seperti
penyediaan biaya dalam mendukung kegiatan ekonomi, pembagian laba/rugi yang
mengganti tekanan kredit peminjam dengan menciptakan nilai, investasi yang
wajar serta pencegahan spekulasi. dan
yang terakhir adalah peluang sekaligus penyediaan fasilitas redistribusi kesejahteraan
sekaligus peluang.
Pembahasan Ekonomi Islam dalam pertemuan IMF-Bank Dunia Tahun 2018 di
Indonesia menjadi pertama kalinya topik ekonomi islam dibahas dalam pertemuan
penting dunia dan juga menandakan eksistensi ekonomi islam yang semakin
meningkat di zaman modern. Dari sini juga dapat dilihat keseriusan Indonesia
dalam upaya mengembangan ekonomi Islam di dunia.
Sumber:
Fadlan (2010).”Konsep pembangunan
Ekonomi Berbasis Islam (Sebuah Upaya Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Adil,
Makmur, dan Sejahtera)”. STAIN Pamekasan
Sudiarti S. (2016). “Strategi
Politik Ekonomi Islam. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam” IAIN SU Medan
Afrizal M dan Mubarok S (2018) .“Islam
dan Sustainable Development:Study Kasus Menjaga Lingkungan dan Ekonomi
Berkeadilan” Internasional Relations. Universitas Darussalam Gontor.
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/BI-Dorong-Peran-Ekonomi-Syariah-untuk-Pertumbuhan-Berkelanjutan.aspx
Post A Comment:
0 comments: