Oleh : Rofi Hiznul Farkhamni
Peresensi adalah Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung
Fenomena acara haul, tak asing bagi masyarakat
Indonesia, khususnya Jawa Tengah untuk memeriahkan acara tersebut, hal ini
merupakan sebuah pengabdian untuk mengenang jasa para ulama’ yang telah
mendahului kita., sebagai sebuah akulturasi dan warisan leluhur, baik bagi kita
untuk selalu melestarikan tradisi tersebut, karena ada nilai-nilai sufisme yang
terkandung dalam peringatan haul para waliyulloh.
Dalam buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara
Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dijelaskan bahwa latar belakang
diadakannya Tradisi Haul Syaikh Subakir konon karena Syekh Subakir adalah
seorang ulama besar yang telah menumbalkan tanah Jawa dari pengaruh negatif
makhluk halus saat awal penyebaran ajaran Agama Islam di Nusantara.
Syaikh Subakir merupakan ulama yang berasal
dari Persia yang ahli dalam merukyah, ekologi, meteorologi, dan geofisika di
Tanah Jawa. Beliau diutus secara khusus menangani masalah-masalah gaib dan
spiritual yang dinilai menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat
Jawa pada masa itu. (hlm 189-190).
Haul Syech Subakir yang dilaksanakan pada Rabu,
19 Desember 2018 di Kompleks Gunung Tidar tersebut biasanya disambut hangat
oleh ribuan warga yang antusias menghadiri acara tersebut, Adapun susunan
acaranya adalah sbb:
Tahlil, membaca Al-qur’an dan mendoakan mayit
Sambutan walikota Magelang Ir. H. Sigit
Widyonindito.
Pengajian, oleh K.H Ahmad Muwafiq
Sedekah, saling berbagi kepada yang
membutuhkan. (hlm.193-194).
Menurut Susilo Aji dalam hal ini Selain tujuan
untuk mengenang jasa para ulama yang telah memperjuangkan Islam di tanah jawa
juga sebagai ajang promosi wahana wisata di Gunung Tidar Magelang. (hlm.
194-195).
Kelebihan :
Buku
ini sangat menarik sekali untuk menjadi bacaan publik, karena dalam buku ini
mencakup beberapa Tradisi yang sangat menarik untuk menambah pengetahuan,
khususnya masyarakat Jawa terlebih seluruh Indonesia, karena selain kita
nguri-uri atau melestarikan adat budaya turun-temurun kita juga menjadi pribadi
yang tidak terlalu kaku dalam menanggapi persoalan budaya yang ada dimasyarakat
sekitar, kita bisa memetik hikmah bahwa tak semua budaya/tradisi itu bid’ah
karena ruang lingkup bid’ah hanya pada ibadah mahzah saja, dan sedikit
tentangnya pada konsep muamalah.
Kekurangan :
Dalam
tema ini saya menemukan sedikit kejanggalan, mengapa dalam judul yang saya baca
mengenai Haul Syech Subakir tidak dijelaskan secara detail mengenai etika /
tata cara mulai dari persiapan Tradisi Sedekah seperti pada sub bab sebelumnya.
Pertanyaan saya apakah dalam hal ini orang-orang dalam melakukan sedekah hanya
memberi apa yang kita punya pada saat itu, ataukah memang sudah direncanakan,
lalu kemudian diadakan simbol-simbol kepercayaan seperti, misalnya Tumpeng, kemenyan,
kembang boreh dan lain sebagainya, seperti pada bab kenduri, mitoni, syawalan
dsb.
Kemudian
sayang sekali pada judul yang saya baca mengenai tradisi haul di gunung tidar
magelang tidak ada satupun moment-moment pada saat acara tersebut, padahal
pembaca sangat berharap sekali ada foto-foto / gambar mengenai tradisi
tersebut, karena selain menambah ilmu pengetahuan, hal ini menarik sekali untuk
menjari bahan acuan dalam menambah wawasan masyarakat, selain mempromosikan
kota Magelang sebagai acuan untuk berwisata.
Biodata Buku :
Nama Penulis : Tim PAI 1A STAINU Temangung
Nama Editor : Hamidulloh Ibda
ISBN: 978-602-50566-4-2
Penerbit : Forum Muda Cendekia (Formaci)
Tahun Terbit : 2019
Cetakan : Pertama, Januari 2019
Tebal : 21 x 14 cm, xiii + 260 Halaman
Harga : Rp. 60.000,-
Post A Comment:
0 comments: