Jogjakarta, Koranpati.com – Jajaran redaksi Jurnal Ilmiah
Citra Ilmu STAINU Temanggung menjajaki kerjasama dengan redaksi Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ahad (12/5/2019).
Kedua pihak melakukan pertemuan di University
Hotel Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jl. Anggrek No.137, Sambelegi Kidul,
Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hadir Pimred Jurnal Citra Ilmu Moh. Syafi,
editor Hamidulloh Ibda, tim redaksi Muhammad Fadloli Al-hakim, dan Ketua LPM
STAINU Temanggung Khamim Saifuddin. Sementara dari Jurnal Al-jami’ah Bu Ama dan
kawan-kawannya, serta Pimred Jurnal Esensia Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga,
S.Ag., M.Ag.
Pimred Jurnal Citra Ilmu Moh. Syafi mengatakan
tujuan dari kegiatan itu adalah belajar mengelola Open Journal Systems (OJS)
dalam dunia jurnal ilmiah. “Kami mengakui, bahwa Jurnal Citra Ilmu masih dalam
tahap belajar meskipun sudah OJS. Karena kami sering terlambat dalam publikasi,
di sisi lain kami sibuk dengan pekerjaan LP3M, minim SDM, dan harus tetap
menjaga konten jurnal agar tetap berkualitas, maka wajar jika kami publikasi
saja sering telat,” katanya.
Sedangkan saat memaparkan pengalamannya, Bu
Ama dari Jurnal Al-jami’ah menegaskan, bahwa menulis ilmiah berbeda dengan
metode ilmiah atau cara menulis dengan Bahasa Indonesia. “Kalau menulis di
jurnal itu ya prinsipnya academic writing, bukan menggunakan kaidah Bahasa
Indonesia secara umum. Menulis di jurnal ilmiah, khususnya internasional yang
bereputasi itu membutuhkan riset, tidak hanya kajian konseptual yang
ngawang-ngawang tidak jelas. Saya sudah hampir tujuh tahun di Al-jami’ah
menemukan banyak naskah yang kacau,” beber perempuan asal Rembang tersebut.
Ia juga mengatakan, bahwa pengelolaan jurnal
pada intinya jika menggunakan OJS hanya tiga hal. “Pertama itu author, kedua
editor, ketiga reviewer, nah pengelola OJS itu tugasnya menjadi narahubung dari
ketiga elemen ini,” lanjut dia.
Untuk menulis artikel ilmiah agar dapat dimuat
di jurnal internasional yang sudah terindeks Scopus, pihaknya mengatakan yang
paling utama adalah mengetahui kaidah selingkung atau author guidelines dari
jurnal yang dituju. Selain itu, penulis atau author harus memahami focus and
scope jurnal yang akan dituju.
Kemudian, jurnal yang sudah terindeks Scopus
paling suka jika hasil riset, bukan kajian konseptual, maka jika ingin dimuat,
harus mengirim naskah artikel ilmiah dari riset lapangan. Selain itu, tata
tulis juga harus diperhatikan, harus logis, tertata, dan tidak mbulet alur
berpikirnya.
Selain itu, jurnal yang sudah terindeks Scopus
yang bagus, aslinya tidak membayar alias gratis. “Justru kalau ada jurnal
internasional yang sudah terindeks Scopus kok membayar, saya malah ragu. Karena
banyak jurnal predator yang sudah dipinalti oleh Dikti. Jurnal kami (Al-jami’ah)
juga free, tidak membayar kok,” katanya.
Seperti diketahui, Jurnal Al-Jami’ah merupakan
jurnal internasional yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Al-Jami'ah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta sejak 1962, dapat dikatakan
sebagai jurnal akademik tertua yang membahas tema di Asia Tenggara. Jurnal ini
sudah terindeks Scopus dan menjadi satu-satunya jurnal bergengsi di lingkungan
UIN Sunan Kalijaga.
Pihaknya juga berbagi pengalaman tentang
pengelolaan, teknis menulis jurnal terindeks Scopus, dan pengelolaan konten
jurnal agar tetap mendapat naskah bagus. (kp44/HI).
Post A Comment:
0 comments: