Oleh Kuni Masrohati Ulya
Mahasiswi Prodi PIAUD INISNU Temanggung
Pesantren atau madrasah merupakan lembaga
pendidikan yang menjadi sektor atau lahan garapan besar dari modernisasi
pendidikan islam.Sebab institusi tersebut sebagai representasi dari lembaga
pendidikan islam yang menjadi institution
of central Islamic studies.Oleh sebab itu,lembaga ini harus mampu
mengakomodasi kebutuhan masyarakat secara umum terutama masyarakat muslim
Indonesia.Harapan dan kebutuhan masyarakat muslim terhadap pendidikan islam
sangat besar,sebab masyarakat muslim akan menghadapi persaingan yang sangat
ketat dan penuh tantangan.Maka dari itu tidak ada jalan lain sebagai modus
untuk menjawab tantangan kebutuhan sekaligus persaingan yang hinggap pada
masyaraakat muslim modern dengan jalan modernisasi kelembagaan pendidikan
islam.
Sebagai suprastruktur dari kelembagaan
pendidikan islam,pesantren dan madrasah tidak lepas dari system dan perangkat
lunak lainnya yang menjadi anatomi struktur kelembagaan.Oleh karena
itu,perangkat lunak yang menjadi sasarn proyek dalam rangka modernisasi harus
diformulasikan dengan jelas dan komprehensif.Hal tersebut disesuaikan dengan
dengan khazanah-khazanah serta nilai-nilai lama.Bahkan hal itu dijadikan sebagai
tradisi konstruktif yang telah klasik untuk dijadikan pegangan dalam menghadapi
era globalisasi.Komponen penting dari pendidikan islam adalah sistem dan
kurikulum,dua komponen itu yang akan menjadikan kemodernisasian pendidikan
islam.Dengan demikian ,tidak akan cukup hanya dengan wacana saja,tetapi butuh
kontruksi dan formulasi yang jelas untuk melihat kaitan-kaitan yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam kerangka pemikiran Azyumardi
Azra,ada beberapa hal yang dapat dipetik bahwa untuk mencapai orientasi dari
modernisasi pendidikan islam,pendidikan dalam proses modernisasi akan mengalami
perubahan fungsional dan antarsistem.Peubahan-perubahan tersebut pada tingkat
konseptual dapat dirumuskan dengan menggunakan pendekatan system.Dalam hal
ini,bila dilihat dari kajian-kajian modernisasi menemukan variabelnya yang
relevan dengan perubahan pendidikan.
Maka beberapa pemikiran Azyumardi Azra
dapat dirumuskan untuk diaplikasikan dalam agenda modernisasi pendidikan islam
,diantaranya adalah Ideologis-Normatif,Mobilisasi Politik,Mobilisasi
Ekonomi,Mobilisasi Sosial dan Mobilisasi Kultural.
Pada saat yang sama ,hal tersebut diatas
tercakup dalam transformasi system pendidikan Modernisasi Administratif,Diferensiasi
Struktural dan Ekspansi kapasitas.
Transformasi ini dengan mempertimbangkan
semua variable,pada gilirannya akan menghasilkan output pendidikan yang
meupakan input bagi masyarakat.
Kemudian dalam modernisasi pesantren
terdapat beberapa pemikiran Azyumardi Azra yang sangat penting dikembangkan
sebagai respon atas pembaruan pendidikan islam di pesantren.Maka,responitas
tersebut sebagai bentuk modernisasi pendidikan islam di pesantren dapat
dilakukan beberapa hal.Pertama ,pembaruan substansi atau isi pendidikan
pesantren dengan memasukkan subjek umum dan vokasional.Kedua.pembaruan
metodologi,seperti system klasikal dan perjenjangan.Ketiga,pembaruan
kelembagaan,seperti kepemimpinan pesantren dan diversifikasi lembaga
pendidikan.Keempat,pembaruan fungsi dari fungsi pendidikan ke fungsi social
ekonomi.
Metodologi pembelajaran pesantren memang
kurang popular bagi kaum urban.Selain karena proses/jenjang pembelajarannya
yang memakan waktu lama,pesantren dinilai kurang mampu memberikan jaminan
kepada santri untuk bersaing di masyarakat setelah tamat masa pendidikan.Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa pesantren mengkaji karya ulama-ulama salaf dan
medalaminya dengan tekun.Metodologi yang digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu
itu khas dan unik serta membutuhkan ketekunan yang lama sehingga berdampak pada
lama masa belajar.Akan tetapi masyarakat ternyata lebih memilih/tertarik pada
kebutuhan pragmatis.Sekolah yang tinggi,mendapat ijazah,melamar pekerjaanatau
pegawai.Inilah yang selanjutnya dikatakan sukses.Kedalaman ilmu agama yang
ditimba dipesantren menjadi barang cadangan yang akan ditimba
belakangan.Sehingga wajar jika kita menemui anak-anak yang sangat pintar tetapi
tidak mampu untuk membaca surat an-nas dengan baik dan benar.
Maka,banyak pesantren yamg merubah
metodologinya.Ketradisionalannya dikikis tetapi ruhnya tetap dipertahankan.Para
santrinya tidak lagi dibatasi untuk mempelajari kitab-kitab turots saja,akan
tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk duduk dibangku sekolah.Para santri
tidak hanya mendapatkan ijazah dari pesantren tetapi juga mendapatkan pengakuan
dari Kemenag.
Sebagian pesantren itu mengambil langkah
inovasi yang luar biasa,yakni dengan mendirikan lembaga pendidikan.Lembaga
inilah yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat tentang perguruan
tinggi,lapangan pekerjaan,atau kecakapan hidup yang selama ini jarang tergarap
oleh pesantren.
Maka tidak heran kalau sekarang banyak
putra kiai yang tidak hanya mondok saja,tetapi juga menempuh pendidikan hingga
doctoral.Sehingga dalam dirinya terjadi pertemuan antara tradisionalisme dan
modernisme.Tradisionalisme dipelihara dengan baik bahkan sebaik mungkin sebagai
pondasi dan modernism dijalani sebagai langkah inovasi.Al-muhafadzatu `ala
al-qadimis sholih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah (mempertahankan hal-hal
lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik).
Sedangkan dalam modernisasi madrasah
terdapat beberapa pemikiran Azyumardi Azra yang sangat penting dikembangkan adalah
kurikulum harus ada spesifikasi atau penekanan pada kurikulum MI,MTs,dan
MA.Kurikulum MI dan MTs lebih ditekankan pada transfer pengetahuan dan
pembentukan watak.Sedangkan MA,selain dari kedua kompetensi tersebut harus
ditekankan pada pembentukan dan pembinaan keterampilan yang kini lebih dikenal
dengan life-skills.Oleh sebab
itu,sebagai pendidikan yang berbasis masyarakat,madrasah umumnya memiliki
potensi lebih besar tidak hanya untuk mengembangkan pendidikan berbasis
sekolah,tetapi lebih luas lagi meningkatkan kualitas pendidikannya dengan
mengikut sertakan seluruh elemen yang ada.
Berdasarkan pada fakta pemikiran
tersebut dan juga elaborasi yang telah dilaksanakan,pada tataran ini dapat
dijadikan tawaran bagi dua pihak.Pertama,pihak pemerhati pendidikan.Karena
modernisasi merupakan keharusan yang tidak boleh ditawar-tawar,setidaknya
pemerhati pendidikan pengawal proses medernisasi pendidikan islam di tiap-tial
lembaga pendidikan islam.Kedua,untuk para pakar pesantren dan
madrasah.Pesantren adalah pendidikan alternative yang akan dipilih oleh
masyarakat luas.
Post A Comment:
0 comments: