Mahasiswi Prodi PIAUD INISNU Temanggung
Apa itu sebenarnya Pandemi COVID-19? Ketahui juga dampaknya di Indonesia khususnya bagi anak.
Saat
ini kita sedang menghadapi pandemi yang bermula dari kota Wuhan tepatnya di
Tiongkok, virus jenis baru ini telah menyebar ke berbagai belahan negara di
dunia khususnya Indonesia yang menyebabkan timbulnya penyakit coronavirus
disease 2019 atau yang sering disebut dengan COVID-19. Tentunya, kondisi ini
tidak boleh dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja. World Health Organization
(WHO) pun juga sudah menetapkan pandemi COVID-19 sejak 11 Maret 2020 yang lalu. Pandemi ini mempengaruhi berbagai perubahan disegala
sektor. Selain itu Pandemi COVID-19 ini juga
telah merubah berbagai aspek dalam keseharian kita.
Pandemi
yang berkepanjangan ini berdampak negatif bagi kesehatan mental anak. Kesehatan
mental anak adalah bagaimana anak berpikir dan merasa mengenal dirinya sendiri
dan dunia di sekelilingnya. Karena itu kesehatan mental anak berhubungan dengan
bagaimana anak menghadapi tantangan dalam hidup. Mendukung kesehatan mental
anak bisa dimulai dengan membantu memastikan anak memiliki rasa aman, membantu
anak membangun hubungan yang baik dengan orang lain, dan mendukung tumbuh
kembangnya di rumah. Hal ini bisa dicapai diantaranya dengan memastikan anak
tinggal di lingkungan yang aman, dimana ia merasa diperhatikan, disayang,
dihargai, dan dipercaya.
Selain
itu anak juga memiliki hubungan baik serta saling percaya dengan keluarga,
teman, dan orang-orang di sekitarnya. Kebanyakan anak usia dini memang tumbuh
dengan kesehatan mental yang baik. Biasanya gangguan kesehatan mental bisa
terjadi apabila ada kejadian traumatis yang memicu anak-anak yang memang dalam
kondisi rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Disaat pandemi seperti ini
anak bisa memiliki kondisi mental yang buruk. Kita bisa bandingkan jika anak
memiliki kondisi mental yang baik, ia akan dapat merasa senang dan memiliki
pandangan positif terhadap dirinya, dapat belajar dengan baik, dapat memecahkan
masalah dan bangkit dari situasi yang sulit, mengelola dan mengekspresikan
emosi dengan cara yang positif, memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-temannya.
Sedangkan
jika anak memiliki kondisi mental yang buruk, anak akan cenderung merasa bosan
dan selalu berpandangan negatif terhadap dirinya, tidak dapat belajar dengan
baik karena akses belajar juga dibatasi, sulit memecahakn masalah dan bangkit
dari situasi sulit, tidak hisa mengelola dan mengekspresikan emosi, semakin
berkurang hubungan dengan trman teman akibat jarang bermain.
Bermain
juga penting untuk mendukung kesehatan mental anak, lho. Saat bermain anak akan
belajar mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya, yang tentunya bagian
penting dari kesehatan mental anak. Misalnya belajar memecahkan masalah,
belajar menahan diri, belajar berinteraksi dengan anak lain, dan mengembangkan
kreativitasnya. Bermain juga merupakan aktivitas menyenangkan yang dapat
membuat anak merasa happy. Karena pandemi anak-anak banyak mengalami perubahan
bahkan kehilangan. Mereka tidak bisa pergi ke sekolah, tidak bisa bertemu
dengan teman, bahakan beraktivitas pun dibatasi. Padahal, kegiatan rutin ini
sangat bermanfaat untuk anak-anak, karena akan membantu mereka merasa aman.
Hilangnya
rutinitas ini dapat menyebabkan kecemasan, kesedihan dan ketakutan bagi mereka.
Kecemasan yang dirasakan oleh anak akibat virus tersebut menimbulkan berbagai
pikiran yang negatif, misalnya saling mencurigai satu sama lain. Kesediahan
yang dirasakan akibat pandemi ini sangatlah berdampak pada psikologi anak, anak
merasa sedih karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, bertemu teman pun
tidak bisa. Ketakutan yang dirasakan anak akan virus yang kemungkinan bisa menyerang
dirinya mengakibatkan ketakutan yang amat bagi anak. Padahal hubungan sosial
bagi anak adalah bagian penting dari pertumbuhan.
Keharusan
untuk menjaga jarak dan kehilangan interaksi sosial reguler dengan teman sebaya
dapat menimbulkan serangkaian emosi dan reaksi yang negatif. Selain hilangnya
aktivitas sosial, banyak anak juga harus berurusan dengan kehilangan anggota
keluarga karena COVID-19. Selain itu mereka merasakan kehidupan keluarga yang
lebih sulit karena orang tua kehilangan pekerjaan atau pendapatan. Perasaan
negatif pada anak-anak biasanya akan segera berlalu. Tetapi apabila
berkepanjangan, maka perlu membantu anak mengatasinya. Mengenali tanda-tanda
anak mungkin mengalami gangguan kesehatan mental dapat membantu segera
mengatasinya dengan cara yang tepat.
Tanda-tanda
anak mengalami ganguan kesehatan mental yaitu perubahan suasana hati yang
bertahan lama, ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan, kesulitan berkonsentrasi,
penurunan berat badan, menyakiti diri sendiri, muncul berbagai masalah kesehatan,
perasaan yang intens, menghindari interaksi sosial, lebih cepat marah, kesulitan
tidur dan perubahan nilai akademis.
Sama
seperti gangguan pada kesehatan fisik anak, untuk menjaga kesehatan mental
anak, perlu berdiskusi dengan ahlinya untuk mendapat solusi yang tepat.
Post A Comment:
0 comments: