Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan BK bagi
siswa yang mengalami kesulitan belajar secara pembelajaran jarak jauh dimasa
pandemi covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang membahas tentang layanan responsif
Guru BK selaku konselor dalam mengatasi kesulitan belajar siswa secara daring
ditengah masa pandemi covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan
belajar siswa saat pembelajaran di rumah secara daring adalah fasilitas dan
jaringan internet yang kurang memadai, pemahaman yang kurang terhadap mata
pelajaran tertentu serta suasana belajar dirumah yang kurang kondusif. Dalam
penelitian strategi layanan responsif yang digunakan adalah konseling individu,
dan kolaborasi dengan guru mata pelajaran serta melibatkan orang tua. Peran
Guru BK dalam mengatasi kesulitan belajar dengan mengumpulkan data, menetapkan
diagnosis, prognosis serta treatment dan evaluasi.
Kata Kunci: Peranan
BK, Kesulitan belajar, Pembelajaran jarak jauh
Pendahuluan
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran secara
daring yang dilakukan selama pandemi banyak kesulitan yang dialami oleh anak,
selama pandemi covid-19 yaitu program belajar dari rumah yang mengandalkan
jaringan internet yang tidak semua siswa memiliki ponsel yang bisa mendukung
kegiatan belajarnya, kesulitan dalam jaringan itu sendiri karena tidak semua
rumah memiliki jaringan yang kuat dan sama dalam mengakses internet dan yang
terkahir kesulitan dalam biaya membeli paket data internet. Kesulitan belajar
adalah suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya, kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran dari guru,
suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan
kriteria standar yang telah ditetapkan (Izaak, Esomar, & Sopacua, 2016;
Khaeroni & Nopriyani, 2018). Ada beberapa kasus kesulitan belajar yaitu
kasus kesulitan dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat belajar.
Kasus kesulitan yang berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran
dan situasi belajar (Budiyono, 2018; Rusmawan, 2013). Kasus kesulitan dengan
latar belakang kebiasaan yang salah. Aji (2020) menjelaskan beberapa kendala
atau masalah selama pembelajaran daring dan luring selama masa pandemi antara lain,
keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan siswa, sarana dan
prasarana yang kurang memadai, akses internet yang terbatas, kurang siapnya
penyediaan anggaran dari pusat ke daerah. Meskipun, saat ini bantuan kuota dari
pemerintah untuk siswa dan guru turun dari sejak bulan September 2020. Namun,
hal tersebut dirasa masih kurang dalam menangani kesulitan belajar siswa selama
masa pandemi covid-19. Sarana dan prasarana seperti gawai, komputer/laptop,
aplikasi, serta jaringan internet yang digunakan sebagai media dalam
berlangsungnya pembelajaran berbasis e-learning (Soni et al., 2018; Sutrisno,
Agung, Tri Sutrisno, & Yudha Anggana Agung, 2013; Wulandari, Sudatha, &
Simamora, 2020).
Namun, tidak semua keluarga mampu memenuhi sarana dan
prasana tersebut mengingat status perekonomian yang tidak merata. Adanya
kesulitan belajar akan menimbulkan suatu keadaan dimana siswa tidak dapat
belajar sebagaimana mestinya sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah
siswa yang mengalami masalah dengan belajarnya biasanya ditandai dengan gejala
yaitu prestasi yang rendah yang dicapai oleh kelompok kelas, hasil yang dicapai
tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas
belajar. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2020)
dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu waktu
untuk beradaptasi atau membiasakan diri agar mereka mampu menghadapi perubahan
baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka.
Berdasarkan uraian diatas peneliti cocokan dengan hasil dari wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi yang penulis lakukan kesulitan belajar
yang dihadapi ketika pandemi covid-19 dirasakan oleh guru, orangtua dan siswa
sendiri.
Dari hasil wawanacara peneliti membagi menjadi dua faktor
yang menghambat proses belajar mengajar pada saat pandemi covid-19 ini
diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam diri pelaku kegiatan belajar mengajar seperti dari
guru dan siswa. Pada masa pandemi ini kesulitan yang dirasakan oleh MIM
Botoputih yang berasal dari siswa adalah menurunnya minat belajar dari siswa
itu sendiri karena menggunakan gawai sebagai media belajar hal ini disebabkan
karena fokus terpecah karena hadirnya game online yang bisa diakses di gawai.
Kedua, siswa kebingungan untuk mencari informasi sendiri mengenai pelajaran
yang menurut mereka susah dipelajari dan harus mencarinya sendiri di internet.
Ketiga, tingginya tingkat stress yang dialami siswa ketika belajar daring
karena minimnya pembelajaran yang diberikan serta tidak adanya teman yang bisa
membuat rileks dalam belajar. Keempat, kurangnya dukungan dari orangtua karena
tidak semua orangtua bisa membimbing anaknya dalam belajar menggunakan sistem
daring sehingga kebanyakan orangtua lebih membiarkan anaknya belajar mandiri.
Faktor eksternal adalah halangan atau rintangan dalam belajar yang daring dari
luar seperti lingkungan dan media pendukung dalam kegiatan belajar. Kuota
internet adalah masalah utama yang dihadapi baik dari pihak guru maupun dari
siswa MIM Botoputih Tembarak.
Hal ini terjadi karena aplikasi yang digunakan seperti
google form dan whattapps setiap proses pembelajran membutuhkan kuota yang
besar sehingga ini menimbulkan biaya tambahan bagi orangtua siswa atau guru
dalam proses belajar. Terkadang kuota juga tidak bisa dikontrol pengeluarannya
karena siswa tidak hanya menggunakannya untuk belajar melainkan juga untuk
bermain game dan media sosial lain di gawai sehingga kuota internet yang
digunakan cepat habis. Meski begitu sekolah menjadi ruang lingkup yang memiliki
peranan penting, terutama dalam pembelajaran daring. Peran guru juga harus
menciptakan pendidikan ramah anak (Kusdaryani, Purnamasari, & Damayani,
2016; Wahyono et al., 2020).
Peran itu antara lain sikap guru terhadap anak harus
menerapkan kasih sayang dan norma-norma yang memuat agama dan budaya, metode
pembelajaran disesuaikan dengan latar belakang dan suasana pembelajaran yang
sedang dialami oleh siswa, ruang kelas yang harus mendukung suasana belajar
anak: meski pembelajaran jarak jauh harus disesuaikan kelasnya seperti dengan
metode shift¸ tatap muka, dll., yang terpenting di manapun ruang kelas itu
berada mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak. Pemecahan
masalah belajar siswa pada masa pademi covid-19 Beberapa solusi yang dapat
diterapkan dalam memecahkan masalah belajar pada siswa pada masa pandemic covid
19 yang berkaitan dengan metode tatap muka, belajar daring, dan paket data
internet. Khusus daerah Kabupaten Temanggung dimana MIM Botoputih termasuk
kedalam daerah yang diperbolehkan oleh menteri pendidikan untuk melaksanakan
kegiatan tatap muka tetapi harus dengan metode shift dan mematuhi protokol
kesehatan. Ketika proses belajar metode tatap muka berlangsung guru dan pihak
sekolah berharap dapat memaksimalkan pemaparan materi sesuai dengan KD yang
berlaku sehingga anak bisa memahami. Seperti pelajaran matematika dan IPA harus
dilaksanakan pada kegiatan tatap muka agar bisa lebih dipahami. Sedangkan untuk
materi yang sifatnya hafal seperti pendidikan agama, PPKN dan IPS bisa
dijadikan program belajar mandiri di rumah dengan adanya koordinasi yang baik
antara orangtua dan guru. Pada saat belajar daring diharapkan guru tidak hanya
memberikan tugas-tugas yang membuat siswa jenuh tetaapi lebih ke materi yang
kreatif seperti kegiatan yang melatih anak mandiri tanpa anak merasa jenuh.
Memfasilitasi orangtua untuk bertanya langsung kepada guru apabila tugas
diberikan dirasa sulit dipecahkan oleh siswa. Mengurangi materi yang
mengharuskan siswa mencari sendiri di internet tetapi memberikan materi yang
sesuai dengan yang ada di LKS. Paket data internet adalah masalah utama dalam
pembelajaran daring disini solusi yang diberikan dari dinas pendidikan adalah pemberian
kuota gratis kepada guru dan murid, mengalokasikan dana BOS dan PIP untuk
pembelian kuota internet guna menunjang kegiatan belajar mengajar pada saat
metode daring, pengkontrolan penggunaan kuota internet yng digunakan anak oleh
orangtua. Pada siswa yang belajar mandiri di rumah diharapkan orangtua dapat
mengkontrol penggunaan gawai siswa hanya untuk belajar daring saja bukan untuk
dimanfaatkan untuk bermain game online atau media sosial lainnya karena hal
tersebut yang membuat kuota internet cepat habis. Meski begitu dengan adanya
pembelajaran daring, memiliki nilai positif. Handarini, Oktafia & Wulandari
(2020) juga menyatakan bahwa pembelajaran daring membuat siswa menjadi lebih
mandiri, karena lebih menekankan pada student centered. Mereka lebih berani
untuk mengemukakan berdasarkan teori pendapat dan ide-idenya. Serta pemerintah
juga telah menyediakan beberapa platform yang dapat digunakan peserta didik
untuk belajar. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran daring,
peneliti sudah menguraikan beberapa pemecahan masalah untuk mengatasi kesulitan
belajar selama pandemi covid-19. Dari pemecahan masalah tersebut dimaksudkan
mampu memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Penelitian
yang dilakukan oleh Amaruddin, Atmaja, & Khafid (2020) juga menyatakan
bahwa dalam keadaan pandemi atau tidak sekalipun, keluarga mempunyai tugas
untuk mendidik, mengajarkan pengetahuan, dan mengevaluasi setiap proses belajar
dan perilaku anak. Orang tua selain memberi bimbingan untuk mengajarkan
pengetahuan anak di rumah, juga ikut mengawasi perilaku anak, terutama pada
penggunaan media sosial/pengoperasian gawai. Sehingga orang tua juga harus
memberikan pengawasan dan evaluasi di rumah, agar pembelajaran daring berjalan
maksimal.
Dalam pembelajaran daring, siswa
harus memiliki tanggungjawab personal dalam belajar, dapat mengontrol sikapya
dalam belajar, menyesaikan tugas-tugas melalui daring dan mengoptimalkan gadget
yang dimiliki sebagai sumber belajar. Hal inilah yang disebut sebagai self regulated
learning. Self Regulated Learning dapat diartikan sebagai dorongan
bagi individu untuk mengelola pembelajarannya sendiri, bagaimana ia dapat
memenajemen waktu di rumah, mengatasi hambatan belajar daringnya dan
menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Namun tidak semua siswa memiliki self
regulated learning yang baik. Beberapa diantaranya mengalami hambatan dalam
pembelajaran daring. Beberapa diantaranya lagi mengalami kebosanan tinggal di
rumah. Disinilah peran Bimbingan Konseling (BK) dalam membantu mengatasi
permasalahan-permasalahan siswa selama pembelajaran daring.
Lalu bagaimana peranan Guru BK dalam
pembelajaran daring? Hal ini tentu saja berbeda dengan peranan guru mata
pelajaran. BK tidak memberikan materi-materi ataupun tugas-tugas yang malah memberatkan
siswa. BK menyajikan layanan dalam pembelajaran daring melalui format yang
bermakna bagi siswa. Guru BK berperan untuk mengatasi hambatan belajar peserta
didik, pengembangan karakter baik di rumah dan bagaimana membantu siswa dalam
pengembangan life skill atau keterampilan hidup sehari-hari. Hal ini tidak
luput dengan peran guru BK dalam menjalin komukasi yang baik dengan orang tua
peserta didik.
Pembahasan
Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 dikenal juga sebagai pandemi
coronavirus, yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut akut coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Wabah ini pertama kali ditemukan di Wuhan , Cina, pada Desember
2019 (Lau SK, et al, 2020). Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan keadaan ini
sebagai darurat kesehatan masyarakat dunia pada 30 Januari, dan pandemi pada 11
Maret. Pada 1 Juni 2020, lebih dari 6,24 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan
di lebih dari 188 negara dan wilayah , yang mengakibatkan lebih dari 374.000
kematian (WHO, 2020). Virus ini dapat menyebar ketika orang-orang berada dalam
kontak dekat, virus ini paling sering menyebar melalui tetesan kecil yang
dihasilkan oleh batuk, bersin, dan berbicara (CDC, 2020). Tetesan itu biasanya
jatuh ke tanah atau ke permukaan, bukannya melayang di udara dalam jarak yang
jauh . selain itu tidak jarang virus ini dapat menginfeksi lewat sentuhan
permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah mereka. Virus ini
dapat menular dalam periode tiga hari pertama setelah timbulnya gejala,
meskipun penyebaran dapat terjadi sebelum gejala muncul dari orang yang tidak
menunjukkan gejala (OTG) (CDC, 2020). Gejala umum yang sering timbul yaitu
demam, batuk, kelelahan , sesak napas, dan kehilangan indera penciuman .
Dapat juga terjadi komplikasi seperti pneumonia dan
sindrom gangguan pernapasan akut. Waktu dari paparan hingga timbulnya gejala
biasanya sekitar lima hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas
hari. belum ditemukannya vaksin atau pengobatan antivirus khusus. Sementara ini
pengobatan yang dilakukan adalah Pengobatan primer yaitu terapi simtomatik dan
suportif (CDC, 2020). Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan mencuci tangan,
menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain , mengenakan masker di
tempat umum, dan memantau dan isolasi diri bagi orang yang mencurigai mereka
terinfeksi. Seluruh dunia berupaya merespon dengan menerapkan kebijakan
lockdown, membatasi kontak sosial berskala besar untuk mencegah penyebaran
virus (CDC, 2020). Pandemi telah menyebabkan gangguan sosial dan ekonomi di
seluruh dunia, hal ini menyebabkan penundaan atau pembatalan acara olahraga ,
agama , politik , dan budaya, kekurangan pasokan yang meluas yang diperburuk
oleh pembelian panik, dan penurunan emisi polutan dan gas rumah kaca. Sekolah,
universitas, dan perguruan tinggi telah ditutup baik secara nasional maupun
lokal di 177 negara, mempengaruhi sekitar 98,6 persen populasi siswa dunia
(Yuen, Wang, Ma, & Li, 2020). Dampak pandemi corona bagi dunia pendidikan
di Indonesia memaksa pemerintah untuk menutup sekolah-sekolah dan universitas
untuk mencegah penularan. Sistem pembelajaran yang dulunya dilakukan secara
tatap muka harus berubah dengan metode online.
Hal itu membuat sistem pendidikan di Indonesia seolah
berubah drastis, guru dan peserta didik dituntut untuk mampu melakukan
pembelajaran lewat online. Teknologi yang kurang memadai membuat hambatan
pembelajaran. Tidak semua siswa maupun guru menguasai pembelajaran online
ditambah lagi teknologi yang kurang memadai serta jaringan internet. Sehingga
banyak masalah kesulitan belajar siswa yang dialami peserta didik saat belajar
dirumah lewat online. Dalam hal ini pihak sekolah sangat berperan baik Guru BK,
Guru mata pelajaran dan Kepala Sekolah serta orang tua.
Peranan Bimbingan Konseling (layanan responsif)
Peran ini termasuk proses melakukan kegiatan konseling
karena kesadaran pembelajaran jarak
jauh (PJJ) dan belajar dari rumah (BDR) sesuai surat edaran Kementerian
Pendidikan dan Budaya Nomor 4 Tahun 2020 dan Nomor 15 Tahun 2020. Maka dari itu
seorang konselor diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut demi
keberlangsungan peran bimbingan konseling di masa pandemi Covid-19.
Kompetensi yang diharapkan dari seorang konselor pada
masa pandemi ini dengan tujuan agar tidak menurunnya nilai karakter dari setiap
siswa semasa proses pembelajaran dari rumah atau pembelajaran jarak jauh. Hal
ini juga terlihat dengan jelas dari bagaimana cara komunikasi ke gurunya oleh
siswa atas ketersediaan menaati perintah ketika menerima materi pelajaran,
tugas-tugas hingga laporan orang tua mengenai perilaku anak selama melakukan
belajar dari rumah. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran seorang konselor tidak
serta merta bisa dengan mudah di alihkan ke guru mata pelajaran. Guru mata
pelajaran hanya lebih fokus pada disiplin ilmu yang dikuasai, yang tidak
memungkinkan untuk fokus pada masalah siswanya secara personal. Peran konselor
dalam melakukan bimbingan konseling erat kaitannya dengan pendidikan karakter
yang menjadi tolak ukur terhadap pencapaian hasil belajar siswa baik secara
langsung maupun tidak langsung (Willis, 2014: 159).
Pada masa pandemi Covid-19 ini konselor memberikan peran
penguat serta trik khusus kepada siswa agar tidak cemas, takut hingga merasa
putus asa dalam menjalani pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 saat
ini. Sisi lain seorang konselor juga membantu menjembatani komunikasi antara
orang tua dan guru dalam upaya penyelesaian masalah siswanya.Sebagai upaya
pencegahan dan meminimalisir hal tersebut, pihak sekolah menyosialisasikan
kepada seluruh siswa dan wali murid tentang bagaimana pengoperasian media yang
digunakan dalam Pembelajaran Jarak Jauh saat ini.Siswa yang tidak bisa
dihubungi wali kelas wajib memberi tahu kepada orangtua. Kemudian orangtua
wajib memberitahukan kepada anaknya serta mengantarkan tugas ke sekolah sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan. Jika komunikasi masih belum optimal,
konselor harus menjalankan perannya sebagai pembimbingan dan konseling semasa
pandemi Covid-19 dalam membantu berkomunikasi ataupun berkunjung ke rumah yang
bersangkutan untuk membeikan arahan dan solusi.
Lampiran Permendikbud Nomor 111 (2014:11) yang didalamnya
dijelaskan bahwa layanan responsif adalah “ pemberian bantuan kepada peserta
didik atau konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan
segera, agar peserta didik atau konseli tidak mengalami hambatan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembanganya” dapat disimpulkan bahwa pentingnya peran
BK yang diberikan kepada klien atau
peserta didik yang mempunyai masalah dan memerlukan pertolongan sesegera
mungkin, sebab jika tidak diberikan pertolongan sesegera mungkin dapat
menimbulkan gangguan pada proses pencapaian tugas perkembangan dalam dirinya.
Tujuan layanan guru BK adalah “untuk membantu peserta didik atau konseli yang
sedang mengalami masalah tertentu yang menyangkut perkembangan pribadi, social,
belajar dan karier”. Bantuan yang diberikan bersifat segera, dalam artian
pertolongan itu diberikan kepada peserta didik atau klien dalam waktu cepat
karena dikhwatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut
ketingkat yang lebih serius. Dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan guru BK
adalah membantu peserta didik yang mengalami masalah dalam pembelajaran baik
pribadi, akademik atau karier sesegera mungkin supaya masalah dan hambatan
dapat segera diselesaikan. Pada Lampiran Permendikbud Nomor 111 (2014:11) yang
didalamnya dijelaskan bahwa fokus layanan guru BK adalah “pemberian bantuan
kepada peserta didik atau konseli yang secara nyata mengalami masalah yang
menggangu perkembangan diri dan secara potensional menghadapi masalah tertentu
namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah”. Masalah yang
dihadapi dapat menyangkut tentang pribadi, sosial, belajar dan karir nya. Jika
tidak mendapatkan pelayanan segera dari pakar ahli atau konselor (guru BK) maka
akan timbul gangguan yang lebih serius yang dapat mengganggu penghambat proses
perkembangan diri peserta didik atau konseli, karena tidak terpenuhinya
kebutuhan , atau gagal dalam mencapai tugas perkembanganya.
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah kemampuan siswa untuk menguasai
suatu materi pelajaran secara maksimal tetapi dalam kenyataanya siswa belum
mampu menguasainya dalam waktu yang telah ditentukan, karena beberapa faktor
yang mempengaruhi (Hellen, 2002: 128). Kesulitan belajar siswa disekolah berbagai
macam seperti dalam hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran, atau keduanya.
Setiap siswa pada dasarnya mempunyai hak untuk mencapai prestasi belajar yang
memuaskan. Akan tetapi pada kenyataannya, siswa-siswa tersebut memiliki
perbedaan, baik dalam hal kemampuan intelektual, maupun fisik, latar belakang
keluarganya, kebiasaan maupun pendekatan belajar yang digunakan. Perbedaan
individual itulah yang menyebabakan perbedaan tingkah laku belajar setiap siswa.
Dengan demikian, kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
baik dalam menerima mauapun menyerap pelajaran inilah yang disebut dengan
kesulitan belajar. Kesulitan belajar ditandai dengan menurunya kinerja anak
secara akademik atau prestasi belajar siswa (Tohirin, 2008, p. 142). Dapat
disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana peserta didik
belum mampu menguasai materi pelajaran secara maksimal dan mengalami
keterlambatan saat mengerjakan tugas dalam waktu yang sudah ditentukan karena
berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar menurut M. Dalyono (2010: 56) digolongkan kedalam dua golongan, yaitu:
faktor intern (faktor yang berasal dari dirinya sendiri yang meliputi: faktor
yang bersifat fisik; karena sakit, cacat dan faktor psikologis; intelegensi,
bakat, minat, motivasi, kesehatan mental). Faktor ekstern (faktor yang berasal
dari luar seperti: faktor keluarga, sekolah dan lingkungan). Dapat disimpulkan
bahwa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah faktor internal
yang berasal dari diri siswa sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar
yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.
Pembelajaran Daring
Proses pembelajaran daring/online disebut juga pembelajaran
ELearning. Menurut Michel Allen (2013) pembelajaran daring adalah proses Konsep
dari guru BK yang disusun menggunakan sistem elektronik dan jaringan komputer
untuk mendukung proses pembelajaran. Manfaat e-learning adalah proses belajar
lebih fleksibel, biya lebih efisien dan bersifat mandiri. Pengajar dan siswa
dapat menggunakan bahan ajar secara terstruktur dan terjadwal melalui internet
. Siswa juga dapat belajar (me-review) bahan ajar setiap saat dan dimana saja.
Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran daring adalah proses pembelajaran
yang memanfaatkan jaringan elektronik dan komputer tanpa tatap muka secara
langsung. Pembelajaran secara online juga terdapat kekurangan dimana kurangnya
pengawasan peserta didik saat belajar dirumah, kendala akses internet.
Pembelajaran daring sebenarnya sudah dilakukan beberapa pendidik di Indonesia
sebelum masa pandemi covid-19. Tetapi pembelajaran daring mulai banyak kita
dengar saat terjadi wabah covid karena dunia pendidikan harus melakukan
pembelajaran lewat online. Pembelajaran daring pada dasarnya adalah
pembelajaran yang dilakukan seara virtual memalui aplikasi virtual yang
tersedia. Meskipun melalui digital dan tidak tatap muka, pembelajaran daring
harus tetap memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan seperti saat di
sekolah. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat
kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara
bersamaan (Mulyasa, 2013: 100). Oleh karena itu, pembelajaran daring bukan sekedar
memindah materi melalui media internet, bukan juga sekedar memberi tugas dan
soal-soal melalui aplikasi social media. Pembelajaran daring harus
direncanakan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama halnya dengan pembelajaran
yang dilaksanakan di kelas (Syarifudin, 2020). Media pembelajaran juga harus
diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran daring, guru harus menggunakan media
pembelajaran yang tepat saat pembelajaran daring. Hal tersebut dilakukan untuk
mempermudah proses pembelajaran. Sebagai contoh guru menggunakan media video
saat memberikan contoh penyelesaian soal matematika, maka dalam pembelajaran
daring pun media harus dipergunakan oleh guru. Pendekatan dan metode
pembelajaran harus menyesuaikan dengan kebutuhan virtual. Tidak semua metode
konvensional bisa dilakukan dalam pembelajaran daring maka dari itu harus
dimodifikasi terlebih dahulu supaya pembelajaran itu dapat dengan mudah
dimengerti oleh peserta didik. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
dapat menjadikan siswa menjadi mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Melalui pembelajaran daring siswa akan fokus pada layar laptop maupun HP
menyelesaikan tugas ataupun mengikuti diskusi yang sedang berlangsung. Ketika
pembelajaran berlangsung tidak ada interaksi atau pembicaraan yang tidak perlu
dan tidak penting. Semua yang didiskusikan merupakan hal yang penting untuk
menuntaskan kompetensi yang akan dicapai. John Dewey dalam Abdul Majid (2011:
25) siswa akan belajar dengan baik apabila ketika mereka konsentrasi dengan apa
yang dipelajari. Melalui pendapat ini dapat dilihat bahwa pembelajaran daring
memiliki keunggulan dalam membangun pengetahuan dan pemahaman siswa. Melalui
pembelajaran daring siswa lebih mandiri dalam berupaya memahami materi yang
harus dikuasainya. Ilmu yang dikuasai siswa akan lebih bermaksa karena hasil
pemahamannya sendiri bukan hasil menghafalkan. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan bukan melalui tatap
muka langsung tetapi dengan metode online. Pembelajaran daring sebagai solusi
pembelajaran ditengah wabah virus corona. Sistem pembelajaran daring bukan
hanya pemberian tugas dari internet tetapi guru harus memperhatikan kompetensi
dan media pembelajaran siswa. Pembelajaran daring menjadikan siswa lebih
mandiri dalam belajar dan lebih fokus. Akan tetapi pembelajaran daring bisa
menjadi hambatan bagi beberapa siswa yang kekurangan teknologi pembelajaran
online seperti tidak mempunyai laptop ataupun hp dan akses internet, kurang
memadainya kuota internet serta orang tua yang kurang mendukung karena tidak
melek teknologi.
Metode Penelitian
Sesuai dengan
fokus permasalahan dan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang dilakukan dengan mengamati langsung objek yang diteliti (Sugiyono, 2016:
19). Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat penting kedudukannya
karena penelitian kualitatif sama halnya dengan belajar kasus maka segala
sesuatu akan sangat bergantung pada kedudukan peneliti. Dengan demikian
peneliti berkedudukan sebagai instrument penelitian yang utama. Tetapi dalam
kesempatan ini peneliti tidak bisa banyak hadir dalam mencari data dikarenakan
adanya pandemi wabah covid 19 yang masih belum mereda dan peneliti melanjutkan
penelitian dengan mendapatkan sumber–sumber serta informasi- informasi tentang
penelitian yang kemudian kami tulis dalam jurnal melalui pengalaman- pengalaman
terdahulu pada saat melakukan observasi disitu dan informasi dari guru, staf
tata usaha, siswa , dan guru BK melalui telephone serta internet. Sumber data
dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh melalui responden melalui
observasi online serta wawancara. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian
ini adalah guru BK, staf tata usaha, guru serta siswa
Peran Guru BK bagi Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar
Dalam Masa Pandemi di MIM BOTOPUTIH
TEMBARAK
Aktivitas pembelajaran dimasa pandemi covid-19 ini
membuat keadaan berubah drastis dimana proses pembelajaran tidak lagi dilakukan
dengan tatap muka secara langsung tetapi harus dilakukan secara daring sesuai
ketetapan pemerintah untuk mengurangi penyebaran covid-19. Proses pembelajaran
di rumah dengan metode daring membuat siswa harus menguasai media yang beragam
saat pembelajaran online berlangsung. Belum lagi bagi siswa yang tidak memiliki
peralatan pembelajaran seperti HP, Laptop dan keterbatasan akses internet ini
lah yang akan membuat siswa mengalami kesulitan belajar. Guru BK dan siswa MIM
BOTOPUTIH mengungkapkan berbagai bentuk kesulitan belajar yang dialami siswa
adalah sebagai berikut: pertama, peralatan pembelajaran online kurang memadai
Hasil temuan berdasarkan observasi dan wawancara di MIM BOTOPUTIH masih
ditemukannya kendala dalam pembelajaran dimana masih terdapat siswa yang tidak
memiliki HP, Laptop atau jaringan internet lainnya, masalah lain juga seperti
kendala jaringan akses internet dan kuota data. Kedua, kurangnya pemahaman pada
mata pelajaran tertentu. Berdasarkan wawancara di dapatkan masih banyak siswa
yang kurang memhami terkait mata pelajaran tertentu seperti matematika. Mereka
merasa kebingungan saat mengerjakan soal karena kurangnya penjelasan yang
mendalam sedangkan anak dituntut untuk bisa mengerjakan soal dirumah tanpa
didampingi secara fisik oleh guru. Sedangkan di rumah tidak semua orang tua
bisa mendampingi anak-anak saat belajar dirumah. Ketiga, Suasana yang tidak
kondusif sebagian dari mereka merasakan kesulitan belajar dirumah karena
suasana yang tidak kondusif, mereka merasa tidaak tenang dalam belajar dan
banyak gangguan serta kurang konsentrasi dalam belajar akibatnya waktu yang
seharusnya digunakan untuk belajar maupun diskusi online menjadi tidak efektif.
Faktor yang menyebabkan terjadinya kasus kesulitan belajar secara daring di MIM
BOTOPUTIH adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal siswa yang
bersangkutan seperti kurang memahami pentingnya belajar online ditengah pandemi
seperti sekarang ini sehingga mereka sering telat mengumpulkan tugas, kurang
kontrol diri sehingga kurang fokus dan konsentrasi dalam belajar. Faktor
eksternal seperti kurangnya teknologi pembelajaran online, dan kurangnya
pengawasan guru serta orang tua dan dukungan saat proses pembelajaran di rumah.
Tugas konselor pada masalah ini adalah perlunya menganalisis lebih mendalam
terkait dengan penyebab dari terjadinya masalah ini. Bisanya anak yang sering
mengumpulkan tugas tidak tepat waktu bisa disebabkan karena kendala internet
dan kemungkinan juga karena minat belajar yang kurang. Sehingga guru dan orang
tua harus tanggap dalam mengatasi masalah ini. Perlunya motivasi dari konselor
juga mempengaruhi minat belajar siswa. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Amani di MIM PURWODADI TEMBARAK menunjukkan bahwa peran guru BK untuk
memotivasi belajar siswa dengan memberi pemahaman tentang arti penting belajar
dan mengerjakan tugas tugas, mengembangkan tujuan belajar dan efikasi diri,
memberikan informasi cara belajar yang efektif terhadap seluruh siswa. Layanan
responsif yang dilakukan di MIM BOTOPUTIH dilakukan secara online dengan
strategi bimbingan konseling individual menggunakan apliksi whatsapp kemudian
kolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan dimana peserta didik
mengalami kesulitan dan kolaborasi dengan orang tua untuk saling mendukung dan
mengawasi anak saat belajar dirumah serta menyediakaan suasana yang kondusif.
Peran Guru BK dalam mengatasi Kesulitan Belajar secara Daring di MIM BOTOPUTIH antara
lain;
a. Pengumpulan Data Untuk menemukan penyebab kesulitan
belajar secara daring yang dialami oleh siswa, para konselor awalnya
mempelajari masalah (studi kasus) melalui wawancara dengan orang-orang yang
kemungkinan mengerti aktivitas-aktivitas siswa yang bersangkutan, seperti wali
kelas, teman sekelas dan orang tua.Langkah selanjutnya mendengarkan cerita bagaimana
terjadinya kesulitan belajar pada siswa yang bersangkutan dan ditambah dengan
menganalisis hasil kerja siswa.
b. Diagnosis Sesuai dengan data di atas, diagnosis yang
dilakukan oleh konselor MIM BOTOPUTIH adalah menentukan berat ringannya tingkat
kesulitan belajar yang dialami siswa yang bersangkutan, penentuan faktor
penyebab terjadinya kesulitan belajar secara daring, baik faktor utama maupun
faktor pendukung. Diagnosis yang dilaksanakan oleh konselor MIM BOTOPUTIH sudah
sesuai dengan teori yang digunakan. Dalam menetapkan diagnosis konselor
biasanya meminta bantuan wali kelas atau dari orang tua mengetahui perkembangan
belajar siswa yang bersangkutan.
c. Prognosis
Prognosis yang dilakukan oleh konselor MIM BOTOPUTIH adalah
penentuan program layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang diharapkan
dapat menyelesaikan masalah kesulitan belajar yang dialami. Dalam prognosis ini
jenis layanan yang digunakan adalah jenis layanan yang diyakini mampu mengatasi
kesulitan belajar siswa adalah layanan responsif. Dimana layanan tersebut
dilakukan sesegera mungkin ketika siswa mengalami kendala dalam belajar
sehingga dihrapkan mampu dengan cepat mengatasi masalah kesulitan belajar siswa
baik berupa bimbingan belajar individual ataupun kelompok secara online dan
melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran lain serta melibatkan peran
orang tua. d. treatment Berdasarkan data diatas treatment yang dilkukan untuk
mengatasi kesulitan belajar secara daring di MIM BOTOPUTIH adalah dengan menerapkan konsep layanan
responsif. Konselor dalam hal ini Guru BK melakukan bimbingan baik individu
maupun kelompok melalui grup whatsapp dan memanfatkan aplikasi video zoom.
Setelah mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar konselor membuat program
layanan berupa bagi siswa yang mengalami kesulitan teknologi belajar online
tidak mempunyai peralatan seperti HP, laptop dan jaringan internet lainnya
konselor meminta bantuan teman yang rumahnya dekat untuk menyampaikan tugas,
bagi siswa yang terkendala jaringan internet dari pihak sekolah memberikan
kelonggaran dalam waktu pengumpulan tugas. Bagi siswa yang mengalami kesulitan
pemahaman mata pelajaran konselor berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan untuk memberikan penjelasan terkait tugas dan membuat video yang
berisi contoh penyelesaian soal matematika sebelum siswa diberikan tugas.
Selain itu siswa merasa suasana belajar dirumah kurang kondusif, konselor
meminta bantuan kepada orang tua untuk memberikan suasana nyaman saat belajar
dirumah dan tetap mengawasi anak saat belajar, konselor juga memberikan
strategi cara belajar efektif secara daring dan memberikan motivasi supaya
belajar dirumah tetap menyenangkan.
e. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini konselor tidak bekerja secara
sendiri kan tetapi bekerjasama dengan guru mata pelajaran lain apakah teatment
yang sudah dilakukan berjalan efektif atau tidak. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di MIM BOTOPUTIH bahwa layanan responsif berjalan lancar dan siswa
mampu mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan menyenangkan.
Simpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas maka dapat di
tarik kesimpulan bahwa peranan BK sangat perlu diberikan kepada klien atau
peserta didik yang mempunyai masalah dan memerlukan pertolongan sesegera
mungkin. Bentuk layanan responsif untuk mengatasi kesulitan belajar dilakukan
dengan bimbingan individual dan kolaborasi dengan guru mata pelajaran serta
orang tua peserta didik. Bentuk kesulitan belajar yang dialami siswa secara
daring yaitu teknologi belajar online yang kurang memadai, pemahaman yang
kurang terhadap mata pelajaran tertentu, dan kurang kondusifnya suasana belajar
dirumah. Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar secara daring adalah
faktor internal dan eksternal. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti bahwa Guru
BK, wali kelas, dan guru mata pelajaran selalu bekerjasama dalam
mengidentifiksi setiap tingkah laku perkembangan siswa supaya terhindar dari setiap
bentukbentuk kesulitan belajar. Guru perlu menyampaikan materi-materi yang
seharusnya diterima oleh murid, guru dapat membuka kelas diskusi melalui media
atau guru bisa juga mengunggah video untuk pembahasan yang tidak bisa dilakukan
secara tatap muka. Guru perlu menerapkan disiplin waktu untuk jam belajar, agar
siswa tetap dapat terorganisir dan tidak menyalahgunakan tujuan dari
diadakannya belajar online ini.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, M. (2013). Guide To E-Learning. Canada:
John Wiley & Sons.
CDC. (2020). How COVID-19 Spreads" . Centers
for Disease Control and Prevention (CDC). Retrieved June 1, 2020, from
cdc.gov website: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/faq.html
Dalyono, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Darmalaksana, W., Hambali, R., Masrur, A., & Muhlas.
(2020). Analisis Pembelajaran Online Masa WFH Pandemic Covid-19 sebagai
Tantangan Pemimpin Digital Abad 21. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Masa
Work From Home (WFH) Covid-19. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap
Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan,
2 No. 1.
Hellen. (2002). Bimbingan Konseling. Jakarta:
Ciputat Pers.
Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran.
Bandung: Remaja Rosadakarya. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosadakarya.
Nakayama, M., & Yamamoto, H. (2007). The Impact of
Learner Characterics on Learning Performance in Hybrid Courses among Japanese
Students. Elektronic Journal E-Learning, 5 (3).
Nurihsan, J.,
& Yusuf, S. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Prayitno. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling
Islam. Jakarta: Rineka Cipta. PERMENDIKBUD RI. Nomor 111 tahun 2014.
Tentang. Bimbingan dan Konseling. Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Schleicher, A. (2020). The Impact Of Covid-19 On
Education Insights From Education At A Glance 2020. Retrieved from oecd.org
website: https://www.oecd.org/education/the-impact-of-covid-19-on-educationinsights-education-at-a-glance-2020.pdf
Smith, A. W., & Freedman, D. O. (2020). Isolation,
quarantine, social distancing and community containment: pivotal role for
old-style public health measures in the novel coronavirus (2019-nCoV) outbreak.
Journal of Travel Medicine, 27 (2).
Sugiyono. (2016). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Syarifudin, A. S. (2020). Implementasi Pembelajaran
Daring Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebgai Dampak Diterapkannya Social
Distncing. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5 (1).
Tohirin. (2008). Psikologi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. WHO. (2020). Coronavirus
disease (COVID-19) outbreak situation. Retrieved from who. int website:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Post A Comment:
0 comments: