Oleh : Khurotul A’yuni
Mahasiswi INISNU Temanggung
Disiplin belajar merupakan satu kunci untuk menciptakan
suasana belajar yang kondusif sehingga tujuan belajara bisa tercapai. Umumnya
displin belajar dikatan sebuah perilaku yang, mematuhi tata tertib kelas,
menepati waktu/ jadwal, berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, memiliki
kehadiran yang baik. Biasanya orang akan melihat siswa itu aktif atau tidak itu
tergantung pada jumlah kehadiran siswa, jadi apabila siswa sering tidak masuk
karena alfa akan dikatakan siswa tidak disiplin.
Kurangnya kedisiplinan siswa, seperti sering terlambat masuk
kelas, tidak mengikuti jam pelajaran tertentu, dan terkaadang tidak masuk tanpa
izin tanpa ada kejelasan. Dari fenomena tersebut, kedisiplinan siswa saat ini
masih kurang. Jika siswa kurang disiplin bagaimana hal nya dengan guru atau
tenaga kependidikan lainya ?
Sebenarnya kurangnya kedisiplinana siswa memiliki beberapa
factor penyebabnya. Seperti lingkungan tempat siswa berada yang belum disiplin.
Kurangnya penekanan atau sanksi yang jelas dalam menyikapi sikap siswa yang
kurang disiplin, perilaku dari tenaga kependidikan juga mempengaruhi perilaku
siswa, serta kurangnya pembinaan terhadap siswa yang kurang disiplin.
Pembinaan- pembinaan dan sanksi seperti ini dapat meminimalisir kurangnya
kedisiplinan ,dan akan lebih efektif lagi jika dilaksanakan untuk semua anggota
sekolah, tanpa terkecuali.
Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh manajemen kelas yang
berlaku.Dengan manajemen kelas yang baik maka kegiatan belajar juga akan
terlaksana baik. Karena fungsi manajemen kelas adalah serangkaian kegiatan yang
digunakan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal pada saat proses
pembelajaran, agar terciptanya tujuan belajar.
Dikutip dari Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran
(Bella,Hady: 2017) menyebutkan bahwa manajemen memilki tiga komponen yaitu :
Yang pertama, manajemen konten yang merupakan serangkaian
kegiatan pengolahan sarana pembelajaran seperti, mengelola ruang kelas, materi
pembelajaran, media/alat peraga pembelajaran dan juga metode pembelajaran. Di
sini guru berperan sebagai kepala di dalam kelasnya, segala sesuatu yang
menjadi komponen pembelajaran itulah tanggung jawab guru. Guru harus dengan
menyusun segtiap pembelajaran secara sistematis dan tidak monoton (inovatif).
Maka kemampuan guru dalam memanajemen administrasi
pembelajaran sangat diperhitungkan. Siswa akan merasa senang dengan kegiatan
pembelajaran yang baru. Dengan rasa senang inilah siswa akan lebih termotivasi
untuk mengikuti kegiatan pebelajaran secara aktif. Sehingga dalam pelaksanaannya
tidak aka nada lasi siswa yang tidak tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran.
Yang kedua, manajemen perilaku yakni segala kegiatan yang
berhubungan dengan tindakan seperti, pembinaan disiplin siswa, aturan kelas,
dan perilaku positif pada siswa. Guru juga harus pintar dalam memanajemen
perilakunya, terutama di sekolah. Siswa cenderung meniru setiap perilaku orang
dewasa, seakan akan mereka memposisikan dirinya sebagai orang dewasa. Perilaku
kepolosan inilah yang mudah di masuki pengaruh-pengaruh dari lingkungannya.
Guru tidak perlu menggunakan aturan-atauran tertulis yang
harus di patuhi siswa. Pemberian larangan-larangan yang bersifat membatasi
mereka justru akan mereka langgar. Karena siswa tidak membutuhkan
peraturan-peraturan tertulis tersebut tetapi yang mereka butuhkan adalah contoh
real nyata didepan mereka.
Yang ketiga, manajemen kovenan yaitu kegiatan yang berfokus
pada lingkungan kelas sebagai sebuah sistem sosial seperti, hubungan yang baik
antara guru dengan siswa, guru sebagai contoh atau panutan yang baik bagi
siswa, dan antusiasme guru dalam mengajar siswa. Di sekolah guru menjadi orang
tua bagi para siswa. Sebagai orang tua, guru harus memilki kedekatan emosional
yang baik dengan peserta didik. Dengan begitu hati siswa akan tersentuh dengan
sikap guru. Dengan begitu segala sesuatu yang guru perintahkan akan mereka
laksanakan dengan penuh suka ria.
Guru adalah pelaku utama pada manajemen kelas, segala
sesuatu sarana /prasaran pembelajaran yang ada dikelas menjadi tanggung jawab
bagi guru. Dengan Manajemen kelas yang baik dan terstruktur,guru tidak perlu
membrikan peraturan terlutis bagi siswa. Namun, akan lebih baik lagi jika guru memberikan pembinaan serta
memberikan contoh sikap disiplin kepada siswa sejak dini.
Selain guru lingkungan tempat tinggal siswajuga berpengaruh
terhadap sikap kedisiplinan siswa. Guru dapat meninjau terlebih dahulu
kebiasaan-kebiasaan apa yang sering terjadi lingkungan tempta tinggal siswa.
Guru juga dapat berkolaborasi dengan orang tua untuk membantu menerapkan sikap
disiplin terhadap putra-putrinya. Karena sikap disiplin ini tidak hanya
bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bermanfaat bagi orang lain. Yang akan
sangat bermanfaat bagi kehidupan masa depan siswa.